Sembari sedang bertugas di jakarta, masih terngiang ada info dari salah satu kastamer bahwa mereka sudah mengimplementasikan thin client dengan menggunakan USB dengan menggunakan linux. Saatnya mencoba mengungkap bagaimana hal ini dibuat.
apakah Thin client itu ? (wikipedia)
A thin client (sometimes also called a lean or slim client) is a computer or a computer program which depends heavily on some other computer (its server) to fulfill its traditional computational roles
mengapa thin client ?
1. Harga Hardware untuk client
Sering kali aplikasi di client membutuhkan hardware yang up to date dengan teknologi yang ada sekarang. Sehingga pilihan jatuh ke thin client karena menggunakan hardware lama namun tetap mengupgrade server apabila diperlukan untuk memenuhi kebutuhan server
2. Management
Hal ini cukup menarik dimana IT support yang nota bene kerjaannya memperbaiki peralatan yang berhubungan dengan IT pasti akan cukup bersyukur dengan kerja thin client ini sebab akan membuat sistem menjadi tersentralisasi. namun karena tersentralisasi maka supportnya pun harus lebih cepat responnya sebab sekali satu server mati maka semua client yang berhubungan juga tidak bisa menggunakannya.
3. Keamanan
Karena data berada di server sehingga untuk menjaga keamanan lebih terfokus kepada server sehingga diharapkan lebih mudah.
4. Catu Daya
Bila full konfigurasi yang digunakan maka kebutuhan daya akan semakin besar. Thin client ini adalah solusi untuk mengurangi hal ini.
Kembali ke catatan teknis untuk lebih hemat dengan solusi opensource. Menurut informasi beliau, disana menggunakan terminal server. jadi konsep dasarnya linux membuka koneksi client terminal service ke server windows sehingga usernya tetap menggunakan resource server. Berhubung info ini sifatnya tidak rahasia maka saya coba mereka-reka bagaimana kira2 IT staffnya membuatnya. Semoga ada guna buat pembaca blog ini.
5. dan masih ada pertimbangan yang lain...
berikut ini diagram yang dimaksud
yang terlintas pertama dalam membuat ini adalah live USB dengan speksifikasi minimal.
dalam hal ini saya pilih Debian.
caranya download image nya di
http://cdimage.debian.org/cdimage/release/current-live/i386/usb-hdd/
saya memilih debian-live-502-i386-lxde-desktop.img
kemudian untuk menulis ke USB menggunakan tool dari komunitas ubuntu
https://wiki.ubuntu.com/Win32DiskImager
setelah di burn di flash disk akan terisi file file seperti ini
sebenarnya dengan image ini anda bisa booting dan bisa menjalankan linux namun untuk melakukan RDP harus melakukan instalasi aplikasi rdesktop.
namun permasalahannya bila di lakukan reboot maka harus mengulangi langkah instalasi dan sebagainya. akhirnya harus diubah supaya default ada aplikasi rdesktop.
caranya adalah melakukan copy file g:\live\filesystem.squashfs ke linux box atau bahkan editing menggunakan flashdisk itu sendiri (saya melakukan langkah 2 :D).
dari namanya teringat satu filesystem "SQUASHFS"
Squashfs is a compressed read-only filesystem for Linux.
kemudian mount file tersebut untuk di extract dan dimodifikasi.
file tersebut saya simpan di /root
mkdir /mnt/squashfs;
mkdir /mnt/squashfsnew;
mount -o loop -t squashfs /root/filesystem.squashfs /mnt/squashfs;
cp -pR /mnt/squashfs/ /mnt/squashfsnew;
umount /mnt/squashfs;
chroot /mnt/squashfsnew/squashfs;
untuk mempercepat download paket ubahlah menjadi repo local. ubah /etc/apt/sources.list
kemudian install paket X11 dan rdesktop
karena user default login dibuat "on the fly" maka harus dibuat script untuk bikin "on the fly"
di masukkan ke /etc/rc.local untuk membuat .bashrc yang isinya melakukan instruksi rdesktop
ke server target
setelah selesai keluar dari chroot.
kemudian bikin filesystem squashfs baru dari direktori /mnt/squashfsnew/squashfs
mksquashfs /mnt/squashfsnew/squashfs/ /mnt/filesystem.squashfs
kopi file /mnt/filesystem.squashfs ke direktori g:\live
menimpa file yang sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar